• Jelajahi

    Copyright © MARI MENYERU
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    pasang

    Subscribe YouTube

    Nenek Qosilah 75 tahun, Hidup Lumpuh Beralas Tikar Butuh Kepedulian

    JEPRI JOKO PRIYONO KLATEN
    Senin, 19 September 2022, September 19, 2022 WIB Last Updated 2023-03-08T23:19:36Z




    KLATEN - Nenek Qosilah harus mengalami nasib malang.  Perempuan tua 75 tahun warga Bandung, Beji, Tulung, Klaten harus hidup sebatang kara. Tidak ada anak juga saudara.

    Ia  lumpuh. Kedua kaki nenek Qosilah kaku tidak bisa diluruskan.

    Nenek Qosilah hanya bisa tidur di atas tikar beralaskan tanah liat, bukan di atas dipan. Dua lembar selimut menjadi teman pengusir dinginnya malam.  

    Tinggalnya hanya menumpang di rumah keponakan. Rumah itu pun statusnya sudah dijual.

    Setiap saat jika pembeli rumah itu ingin menempati, nenek Qosilah harus siap-siap angkat kaki.

    Untuk makan dan minum nenek Qosilah hanya berharap iba tetangga kanan dan kiri. Beruntung ada salah satu tetangga yang peduli merawat.

    Relawan Sri Hartati dari Yayasan Peduli Anak Yatim (Yaspim) Darussalam Klaten  menemukan nenek Qosilah saat memberikan santunan bagi kaum duafa sekitar bulan Agustus 2022 lalu.

    Dia menuturkan kalau nenek Qosilah memang hidup sebatang kara di usianya yang sudah senja.

    “Kami tidak sengaja dipertemukan dengan nenek Qosilah di aksi kemanusiaan Yayasan Yaspin Klaten dengan relawan yang lain.  Nenek Qosilah hidup sebatang kara. Beliau usianya 75 tahun” kata Sri Hartati saat dikonfirmasi (Senin, 19/09/22).

    Terkait kondisi kesehatannya,  wanita yang aktif sebagai relawan sungai dan tinggal di  Pasungan, Ceper, Klaten itu mengatakan kalau nenek Qosilah kakinya lumpuh.

    “Benar kedua kaki Mbah Qosilah  tidak bisa diluruskan.  Saya tidak tahu sakit apa.  Karena tidak bisa diluruskan, sehingga beliau tidak bisa berdiri dan berjalan. Beruntung ada salah satu tetangga yang peduli merawat. Hanya kebutuhan hidup nenek Qosilah tidak ada yang menjamin” tuturnya.

    Penulis : Joko Priyono Klaten.

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini